Sebelum dibakar, Banser NU dapat bendera tauhid saat sweeping peserta

Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap seseorang sebagai pembawa bendera tauhid

Sejumlah santri mengenakan atribut dukungan moril kepada Palestina saat mengikuti Kirab Hari Santri Nasional 2018 di Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Senin (22/10)./ Antara Foto

Sebelum terjadinya peristiwa aksi pembakaran bendera tauhid saat perayaan Hari Santri di alun-alun Limbangan, Garut, Jawa Barat, Banser Nahdlatul Ulama sempat melakukan sweeping.

Dari sweeping itu ditemukan bendera tauhid yang dianggap sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dibawa oleh peserta perayaan tersebut. Selain itu, satu ikat kepala bertuliskan lafaz yang sama turut dibakar.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, mengatakan berdasarkan pengakuan tiga saksi yang diperiksa pihak kepolisian, mereka mengaku menemukan bendera itu saat melakukan sweeping atau pemeriksaan. Sebab, dalam acara perayaan tersebut peserta dilarang untuk membawa bendera selain merah putih.

“Ketika diamankan, mereka (panitia) menyatakan bahwa ini adalah bendera HTI. Itu kata Ansor mengatakan ini bendera HTI, lalu dibakar. Dibakar artinya mengamankan, jangan sampai nanti malah diinjak-injak,” kata Setyo di Jakarta.

Setyo menuturkan, sampai saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap seseorang sebagai pembawa bendera tauhid. Polisi mengaku sudah mengantongi identitasnya. Kepada masyarakat, Setyo meminta untuk bersabar dan memberikan waktu kepada Polri untuk mengusut kasus tersebut sampai tuntas.