Siasat menekan sampah sisa makanan

Berdasarkan data KLHK, sampah sisa makanan paling banyak di antara jenis sampah, yakni 30,82%.

Ilustrasi sampah sisa makanan. Alinea.id/MT Fadillah

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Akan tetapi Hati, 50 tahun, belum beranjak pulang. Ia masih sibuk mengais bak sampah, hasil pembuangan dari berbagai restoran di Mal Matahari, Jalan Raya Daan Mogot, Kalideres, Jakarta Barat. Hati bergegas mencari barang sisa pakai, yang bisa dijual kembali, saat sekarung sampah sisa makanan dibuang ke bak sampah.

Hati mengaku, tak mudah mencari kemasan makanan dan minuman berbahan plastik di tengah tumpukan sampah berupa roti, nasi, dan sayuran olahan yang membusuk.

“Saya sering pas obrak-abrik (sampah) ternyata isinya cuma sampah nasi sama styrofoam doang,” kata Hati saat berbincang dengan Alinea.id, Senin (19/12).

Sampah sisa makanan yang mendominasi, menurut Hati tak bisa dikelola lagi, sehingga terkadang menumpuk di bak sampah dekat mal selama berhari-hari. Sampah tersebut hanya diangkut seminggu sekali ke tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

“Kadang ada warga yang datang, ambil sisa nasi dan sayuran buat makan bebek atau lele. Tapi enggak tiap hari,” ujar perempuan asal Bogor, Jawa Barat itu.