Survei ketahanan keluarga: 83,3% alami tekanan ekonomi

IPB melakukan survei ketahanan keluarga di masa pandemi Covid-19.

Sejumlah warga antre sembako di gedung Baznas Kabupaten Bogor Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4)/Foto Antara/Yulius Satria Wijaya.

Survei Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang ketahanan keluarga di masa pandemi Covid-19 menyebut bahwa sebanyak 83,3% responden keluarga kelas menengah ke atas mengalami tekanan ekonomi. 

“Keluarga kelas menengah ke atas pun mengalami tekanan ekonomi. Jadi, bagaimana dengan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 (KS-1)?,” kata Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB, Euis Sunarti dalam diskusi virtual, Jumat (19/6).

Jika pandemi Covid-19 masih berlanjut, sambung dia, maka tekanan ekonomi terhadap keluarga menengah akan semakin tinggi. Jadi, bisa diprediksi bagaimana sulitnya keluarga menengah ke bawah bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19.

Dia juga memaparkan bahwa sebanyak 29,8% responden tidak memiliki rumah, 61,1% tidak memiliki tabungan yang cukup untuk 6 bulan kebutuhan keluarga, 32,7% anggota keluarga kena PHK, 35,4% kondisi pekerjaan tidak stabil dan 29,9% memiliki utang.

“Gambaran tersebut relatif sama menggambarkan kondisi keluarga yang terkena bencana (tsunami di Banten pada 2018 dan banjir bandang di Garut pada 2017). Saya bandingkan data ini dengan beberapa penelitian kebencanaan dan keluarga terdampak bencana. Sebelum bencana, hampir 100% tidak miskin, setelah bencana itu, 100% miskin dan 4-6 bulan bencana ternyata tidak bisa recovery (memulihkan) seperti sebelumnya,” paparya.