Survei: Laksamana Yudo Margono diyakini mampu atasi separatisme Papua

Mayoritas responden yang berasal dari kelas menengah intelektual meyakini bahwa Yudo memiliki kemampuan itu.

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono saat memimpin Apel Gelar Operasi Lilin 2022, bersama Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam Rangka Pengamanan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, bertempat di Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2022). Foto TNI

Survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menyebutkan, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mempunyai kapasitas mumpuni untuk mengatasi masalah separatisme di Papua. Pangkalnya, mayoritas responden yang berasal dari kelas menengah intelektual meyakini bahwa Yudo memiliki kemampuan membaca situasi secara lebih rasional dan obyektif. 

Dalam survei akhir 2022, LPI pada mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa. 

"Laksamana Yudo Margono diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam menghadapi kerawanan situasi nasional sepanjang 2023," ujar Direktur Eksekutif LPI Boni Hargens dalam paparan survei di Hotel Aryaduta, Semanggi, Jakarta, Jumat (23/12).

Boni membeberkan, mayoritas responden meyakini, institusi TNI merupakan kekuatan sentral yang dapat mengantisipasi spektrum ancaman sepanjang 2023. Penilaian rerata kumulatif, skor institusi TNI berada di 2,905. 

Dari data survei, TNI unggul dari indikator mempertahankan integrasi negara dari ancaman separatis. Dalam surveinya, LPI merumuskan empat indikator ancaman pada 2023, antara lain stabilitas nasional dan ancaman resesi ekonomi, politik identitas, kekerasan horizontal dan separatisme Papua, serta terorisme dan ancaman ideologi. Pada indikator kekerasan horisontal dan separatisme Papua, skor TNI berada di rating pertama, dengan skor penilaian 2,9500 yang disusul oleh institusi Badan Intelijen Negara (BIN) 2,9300 dan Polri yang mendapatkan skor 2,9200.