Mahfud MD: Unjuk rasa menentang PPKM tak murni keluhan masyarakat

Berbagai elemen bangsa perlu bergotong royong saling membantu melawan Covid-19 sebagai musuh bersama.

Menko Polhukam, Mahfud MD. Foto Antara/M. Risyal Hidayat

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengakui, adanya keresahan masyarakat terhadap ancaman Covid-19. Sebab, tren penambahan kasus coronavirus dan angka kematian terus mengalami peningkatan. 

Dalam menghadapi keresahan itu, kata dia, berbagai elemen bangsa (dari tokoh masyarakat hingga akademisi) perlu bergotong royong saling membantu melawan Covid-19 sebagai musuh bersama.

"Keresahan dalam dua bentuk. Takut mati karena Covid-19 dan takut mati karena ekonomi. Kalau kita bersembunyi dari Covid-19, kita bisa mati secara ekonomi, kalau kita tidak melakukan kegiatan ekonomi, bisa diserang Covid-19, itu dilema," ujar Mahfud MD dalam konferensi pers virtual Sabtu (24/7).

Di sisi lain, ada resistensi (perlawanan) dan kontroversi terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Berdasar hasil studi Kementerian Luar Negeri, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, resistensi dan kontroversi terhadap pembatasan kegiatan masyarakat (seperti PSBB atau PPKM) disebabkan kegiatan ekonomi terganggu.

Sementara itu, resistensi dan kontroversi terhadap pembatasan kegiatan masyarakat di negara-negara maju terkait alasan kehilangan kebebasan. Ia mengklaim, kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 memiliki substansi menjaga keselamatan rakyat dengan berpedoman pada undang-undang (UU) sebagai hukum tertinggi.