Vaksin gotong royong: Ganggu vaksin nasional, lahirkan kecemburuan sosial

Sejumlah pakar bikin petisi meminta pemerintah membatalkan program vaksinasi mandiri.

Ilustrasi penyuntikan vaksin gotong royong. Alinea.id/Oky Diaz

Tampil sebagai pembicara kunci di acara "The Indonesia 2021 Summit: The Future is Now," Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap sinyal keterlibatan kalangan pengusaha dalam program vaksinasi massal bertajuk vaksin gotong royong.

Berbeda dengan program vaksinasi gratis, pengusaha mesti mengeluarkan duit untuk memperoleh vaksin gotong royong. Vaksin tersebut nantinya hanya khusus diperuntukkan bagi pegawai yang perusahaannya terdaftar sebagai peserta program. 

"Untuk (vaksin) gotong royong, kita sedang mengupayakan di bulan Maret ini kita akan mendapatkan 3,5 juta vaksin," ujar Erick dalam gelaran virtual tersebut, Selasa (23/2).

Untuk tahap awal, kebutuhan vaksin untuk program vaksinasi mandiri itu bakal dipenuhi dari jatah 15 juta dosis vaksin dari Sinopharm, pabrikan vaksin asal Tiongkok. Vaksin Sinopharm diperkirakan bakal baru tiba di Indonesia pada kisaran Maret-Juni 2021.  

"Jangan disalahartikan, vaksin gotong royong gratis juga. Tapi, berikan kesempatan ke swasta yang ingin mengadakan dan membagikan ke pekerjanya yang selama ini sudah bekerja dan loyal," kata Erick.