Visi Poros Maritim Dunia dinilai omong kosong, nelayan makin sulit

Ada lebih dari 41 proyek reklamasi di seluruh pesisir Indonesia yang berdampak pada 700 ribu keluarga nelayan.

Pekerja perempuan menjemur ikan lemuru di Desa Tanjung, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Rabu (22/1/2020)/Foto Antara/Saiful Bahri

Pusat Data dan Informasi Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mencatat, sepanjang lima tahun kebijakan Poros Maritim Dunia (PMD), banyak memberikan dampak negatif ke banyak ruang hidup dan masyarakat pesisir. 

KIARA mencatat ada lebih dari 41 proyek reklamasi di seluruh pesisir Indonesia pasca kebijakan PMD ditetapkan, proyek ini dinilai memberikan dampak ke lebih dari 700 ribu keluarga nelayan. 

Tak hanya itu, proyek pertambangan di kawasan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, juga terus mengalami peningkatan. Data dari KIARA di tahun 2018, ada lebih dari 1895 izin usaha pertambangan (IUP) telah terbit di kawasan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Akibatnya, lebih dari 35 ribu keluarga nelayan terdampak dan terancam ruang hidupnya. 

"Peningkatan proyek reklamasi dan pertambangan pesisir, laut, serta pulau-pulau kecil adalah gambaran betapa ide PMD yang digaungkan oleh Jokowi jauh panggang dari api," ujar Sekretaris Jenderal KIARA Susan Herawati dalam sebuah diskusi di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Selasa (28/1).

Susan juga menilai, pernyataan presiden Joko Widodo di periode pertamanya tentang PMD, yang menyebut nelayan akan jadi pilar utama dalam visi Indonesia PMD hanyalah omong kosong belaka.