Waktunya untuk lebih tegas kepada KKB

Untuk meminimalisir jumlah anggota TNI yang gugur, ada baiknya pemerintah dan TNI lebih serius menangani KKB Papua.

Ilustrasi kelompok kriminal bersenjata di Papua. Alinea.id/Oky Diaz

Indonesia kembali berduka. Ini setelah empat prajurit TNI gugur saat baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (25/11). Prajurit yang gugur itu berasal Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad. Mereka adalah Praka Dwi Bekti Probo Sinimoko, Praka Miftahul Firdaus, Praka Yipsan Ladou, dan Prada Darmawan.

Gugurnya empat prajurit TNI di Papua tersebut, memperbanyak jumlah anggota TNI yang tewas akibat baku tembak dengan KKB di Papua. Berdasarkan catatan Alinea.id dari berbagai sumber, sepanjang tahun ini, sudah 16 prajurit TNI yang gugur di Papua untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara. Sekaligus menjaga keamanan dan memberikan rasa nyaman masyarakat di Papua.

Untuk meminimalisir jumlah anggota TNI yang gugur, ada baiknya pemerintah dan TNI lebih serius menangani KKB Papua. Karena terbukti, yang dihadapi TNI bukanlah segerombolan kriminal biasa. Tetapi, mereka sudah terorganisir dan mempunyai target tertentu untuk mengganggu keamanan masyarakat di Papua.

Sehingga, upaya penanganannya juga harus berbeda. Jika tidak, bakal berpotensi terus mengganggu masyarakat dan pembangunan yang sedang dilakukan di Papua. Apalagi sekarang menjelang pemilu dan fokus pemerintah adalah mensukseskan pelaksanaannya. Jangan sampai KKB memanfaatkan momentum tersebut untuk membuat onar dan mengacau di Papua. 

Pengamat radikalisme dan terorisme Muhammad AS Hikam mengatakan, TNI secara khusus dan Kemenhan perlu segera melakukan evaluasi. Khususnya yang terkait dengan terus bertambahnya prajurit TNI yang gugur akibat serangan KKB Papua.