Yang tersisa dari polisi kepung Wadas: Trauma mendalam warga

Situasi di Desa Wadas dalam beberapa hari terakhir seperti desa mati. Sejak sore hingga malam hari, sunyi dari kehidupan.

Perempuan-perempuan Wadas histeris dengan kehadiran ribuan aparat kepolisian dan menangkap puluhan orang saat mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jateng, pada Selasa (8/2/2022). Twitter/@Wadas_Melawan

Kekerasan aparat kepolisian yang dilakukan saat ribuan personel, baik bersenjata lengkap maupun berpakaian preman, menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), pada Selasa (8/2), menimbulkan trauma yang mendalam kepada warga. Apalagi, lebih dari 60 orang ditangkap dan digelandang ke Polres setempat tanpa alasan kuat.

"Rasa takut dan trauma tak henti-hentinya menghantui kehidupan warga Wadas. Puluhan anak, saudara, dan suami diangkut paksa tanpa alasan oleh Polres Purworejo menambah kekhawatiran sanak keluarga," ungkap Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) dan LBH Yogyakarta dalam keterangan tertulis.

Kondisi tersebut pun memperdalam ingatan warga tentang kekerasan membabi buta yang dialaminya pada 23 April 2021 serta patroli aparat kepolisian bersenjata lengkap di Wadas secara terus-menerus hingga 16 kali selama September-Oktober 2021.

Aktivitas keseharian, seperti menganyam besek, bertani, hingga merawat hewan ternak, pun tidak lagi dilakukan. Apalagi, alat pertanian, membuat besek, dan mencari rumput sempat dirampas aparat. Dampaknya, besek-besek terbengkalai, lahan-lahan pertanian tak terurus, hingga hewan-hewan ternak kelaparan.

"Penyerbuan itu telah mengubah total kehidupan warga, terutama aktivitas ekonomi mereka," tegasnya.