Ikut tarkam hingga buka warkop: Nasib pemain muda setelah Liga 2 bubar

Sejumlah pemain banting setir menjajal profesi baru usai Liga 2 dibubarkan PSSI.

M Fahry, pemain Karo United, bermain di kompetisi sepak bola antarkampung usai Liga 2 diberhentikan PSSI. /Foto dok. pribadi

Sejak Liga 2 resmi dibubarkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), M Fahry banting setir. Tak lagi dikontrak, mantan pemain Karo United FC itu pulang ke kampung halamannya di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Di Kalibaru, Fahry membuka warung kopi. 

"Jujur saat Liga 2 dan Liga 3 dihentikan PSSI, saya bingung. Baru beberapa hari ini (buka) sejak kompetisi disetop. Saya buka warkop baru dengan nama Warkop FC 06. Nomor 06 itu nomor punggung saya," kata Fahry kepad Alinea.id, Senin (23/1).

Karo United ialah klub sepak bola yang bermarkas di Stadion Samura, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Klub yang berdiri pada 2019 itu baru naik kasta ke Liga 2 pada musim 2022/2023. Pada musim lalu, Karo United berlaga di Liga 3.

Sebelum membuka warkop, Fahry mengaku menyambung hidup dengan merumput kompetisi antar kampung alias tarkam. Ia dibayar Rp1,5 juta untuk satu pertandingan. Namun, tawaran untuk bermain di tingkat tarkam tak datang setiap hari. 

"Saya sudah enggak dikontrak semenjak kompetisi berhenti. Makanya, saya harus cari cara lain untuk tetap punya pemasukan. Gara-gara Liga 2 berhenti, saya jadinya jualan kopi," kata Fahry.