Debat perdana dan lunturnya citra gemoy Prabowo 

Prabowo yang tampil emosional dinilai tak sejalan dengan citra gemoy yang ia bangun di kalangan milenial dan gen Z.

Capres Prabowo Subianto menunjukkan aksi joget gemoy di sela-sela pengundian nomor urut capres-cawapres di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, (14/11). /Foto Instagram @prabowo

Calon presiden (capres) Prabowo Subianto seolah menjadi musuh bersama bagi capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di debat perdana Pilpres 2024 yang dihelat di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12) lalu. Di sejumlah sesi debat, Ganjar dan Anies berulang kali kompak menyerang Prabowo. 

Peluru pertama meluncur dari Anies sejak debat dimulai. Saat menyampaikan visi-misi terkait topik, Anies tak lupa menyinggung skandal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo. 

"Ada satu orang milenial bisa menjadi calon wakil presiden, tetapi ada ribuan milenial, generasi Z, yang peduli pada anak-anak bangsa, yang peduli pada mereka yang termarjinalkan. Ketika mereka mengungkapkan pendapat, ketika mereka mengkritik pemerintah, justru sering dihadapi dengan kekerasan, dihadapi dengan benturan, dan bahkan gas air mata,” ujar Anies.

Seolah tak mau kehilangan panggung, Ganjar juga buru-buru menyinggung soal putusan MK itu di segmen awal debat. Ketika itu, para kandidat sebenarnya hanya diperkenankan saling menanggapi. "Saya terpaksa harus bertanya. Apa komentar Pak Prabowo terhadap putusan MK?" ujar Ganjar. 

Prabowo berdalih rakyat yang akan jadi pengadil benar atau tidaknya skandal tersebut. "Tanggal 14 Februari rakyat ambil keputusan, kalau kami tidak benar, rakyat yang menghukum kami," ujar Prabowo.