Jokowi diunggulkan quick count, media sosial dibanjiri konten provokatif

Penyebaran konten provokatif meningkat hingga 40% setelah Jokowi-Ma'ruf dinyatakan unggul di papan hitung cepat sejumlah lembaga.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kedua kanan) memberi keterangan pers usai rapat koordinasi di Kementrian Koordinator Polhukam, Jakarta, Kamis (18/4). /Antara Foto

Jumlah akun media sosial yang menyebarkan konten-konten provokatif meningkat pascapemungutan suara, Rabu (18/4) lalu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, aktivitas penyebaran konten-konten provokatif meningkat hingga 40%.  

"Kalau biasanya patroli siber itu sekitar 10 sampai 15 akun yang menyebarkan konten-konten bersifat provokatif, dari jam 21.00 WIB (Rabu) sampai jam 08.00 pagi ini ada tren peningkatan sekitar 40%," kata Dedi di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (18/4).

Dedi menjelaskan akun-akun provokator itu menjalankan aksinya dengan cara mendistribusikan berbagai konten hoaks berbentuk foto dan video. Konten-konten provokatif tersebar di Youtube, Instagram, Facebook maupun di WhatsApp. 

"Narasinya sebagian besar adalah memprovokasi, mengajak masyarakat untuk melakukan aksi sebagai reaksi dari hasil quick count. Kita melihat tren itu setelah ada hasil quick count," kata Dedi.

Rata-rata hasil hitung cepat berbagai lembaga survei mengunggulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf dengan raihan di kisaran 53-55% suara. Keunggulan pasangan petahana itu misalnya, direkam oleh Charta Politika, Indikator Politik Indonesia dan Indo Barometer.