Jokowi-Ma'ruf ditinggalkan 5,3 juta pemilih Muslim

Kampanye paslon selama lima bulan dan debat perdana dianggap sebagai penyebab pergeseran preferensi pemilih.

Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan ketika bersilaturahmi dengan Kiai dan Habib se-Jadetabek di Istana Negara Jakarta, Kamis (7/2). Foto Antara

Survei terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi cenderung stagnan. Namun, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf menurun di kantong pemilih Muslim. 

"Di pemilih Muslim yang basisnya itu 85,8 persen, ke Jokowi-Ma'ruf itu 49,5 persen dan yang ke Prabowo-Sandi itu 35,4%. Yang rahasia dan belum memutuskan 15,1 persen," ujar peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat memaparkan hasil survei di kantornya di kawasan Rawamangun, Jakarta, Kamis (7/2).

Survei digelar pada periode 18-25 Januari 2019 dengan melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan teknik wawancara tatap muka. Dari hasil survei, diketahui elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 54,8%, sedangkan Prabowo-Sandi mencapai 31,0%. 

Pada survei serupa yang digelar LSI pada Agustus 2018, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf di kantong pemilih Muslim mencapai 52,7%, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi dipilih 27,9% responden. Artinya, jumlah dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf di kantong pemilih Muslim turun hingga 3,2%. 

Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, jumlah pemilih di Pemilu 2019 mencapai 196,5 juta jiwa. Sebanyak 85,8% di antaranya, menurut LSI Denny JA, merupakan pemilih Muslim. Jika dikalkulasi, maka Jokowi-Ma'ruf ditinggalkan sebanyak 5,3 juta pemilih Muslim sejak Agustus 2018.