Kelompok pro-Prabowo laporkan Said Aqil

Ketua PBNU menyebut ada kelompok radikal dan ekstremis yang mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Presiden Joko Widodo didampingi Muhtasyar Nahdlatul Ulama (NU) KH Ma'ruf Amin (kiri) Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar (kedua kanan) dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (kedua kiri) berdoa bersama pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2). /Antara Foto

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dilaporkan ke polisi oleh kelompok yang menamakan dirinya Aliansi Anak Bangsa (AAB) dan Koordinator Bela Islam (Korlabi). Said dilaporkan karena diduga meyebarkan kebencian saat diwawancara Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta. 

"Aliansi Anak Bangsa dan Korlabi melaporkan karena ada ucapan atau pernyataan Aqil Siradj di televisi. Diwawancaranya oleh Najwa Shihab. Di situ dikatakan oleh Aqil Siradj bahwa di kelompok 02 itu terdapat radikalis, ekstrimis, dan teroris," ujar Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB) Damai Hari Lubis dalam konferensi pers di di Rumah Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19). 

Damai menegaskan, AAB dan Korlabi memang mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi). Karena itu, ia merasa kelompoknya menjadi pihak yang dituduh Said sebagai teroris dan kaum radikal. 

"Jadi pernyataan ulama yang cukup besar itu meresahkan kami sebagai Aliansi Anak Bangsa dan Korlabi. Sehingga kami juga tersinggung dengan pernyataan tersebut. Selain memecah belah umat juga bertendensi untuk mengurangi, atau menjelek-jelekan terhadap kelompok Prabowo," ujarnya. 

Lebih jauh, Damai menduga Said Aqil melanggar Pasal 28 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) juncto pasal 156 KUHP. "Kami sudah banyak (mendapat) laporan soal Said Aqil, tapi ternyata kami berpikir (Said Aqil) salah bicara. Tapi ini sudah kelewatan," imbuhnya.