Muhammadiyah ingin korek gagasan keagamaan kedua capres

Capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto diundang menghadiri sidang tanwir Muhammadiyah.

etua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga Duta Besar RI untuk Lebanon Drs Hajrianto Y Thohari MA memberikan ceramah pada tabligh akbar yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia di Hotel Regency Kuala Lumpur, Rabu (6/2)./ Antara Foto

Pengurus Pusat Muhammadiyah akan menggelar sidang Tanwir di Bengkulu, pada 15-17 Februari mendatang. Calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, turut diundang menghadiri forum sidang tertinggi Muhammadiyah tersebut.

Ketua Bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri PP Muhammadiyah, Bahtiar Effendy, mengatakan Muhammadiyah ingin mendengar secara utuh gagasan dan pemikiran keduanya di bidang keagamaan dan kebangsaan.

"Mereka berdua nanti akan menjadi pejabat-pejabat publik yang utama dalam negara ini, apakah bisa memberikan jalan keluar yang realistis, tidak mudah dan mungkin tidak cepat, tetapi kita ingin lihat, apakah political will, apakah komitmen itu akan diterjemahkan dalam kebijakan-kebijakan, atau hanya sekadar visi saja, tetapi tidak pernah diterjemahkan dalam kebijakan publik," kata Bahtiar Effendy di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (10/2).

Dia juga mengatakan, perkembangan politik jelang Pemilu pada April 2019 mendatang, telah semakin liberal dan kurang sehat. Menurutnya, Muhammadiyah mengkhawatirkan dikotomi warga negara yang terjadi saat ini, merusak persatuan dan kesatuan bangsa. 

Bahtiar mengatakan, bagi Muhammadiyah, keberagaman dalam beragama merupakan pemersatu kehidupan berbangsa, bukan justru sebaliknya. Karenanya, dalam sidang Tanwir ini Muhammadiyah akan menawarkan pandangan tentang kehidupan sosial-ekonomi, politik, dan keagamaan yang mencerahkan.