Muka-muka lama dominasi dapil neraka Jakarta

Calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari kalangan petahana masih mendominasi dapil-dapil neraka di DKI Jakarta.

Billboard caleg PSI Tsamara Amany disegel petugas, Desember 2018. Di dapil neraka Jakarta, hanya Tsamara caleg dari kalangan pendatang baru yang popularitasnya ciamik. Foto istimewa

Calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari kalangan petahana masih mendominasi dapil-dapil neraka di DKI Jakarta. Selain lebih populer, elektabilitas muka-muka lama juga relatif jauh lebih tinggi ketimbang para pendatang baru di dapil DKI I, DKI II, dan DKI III itu. 

"Hanya di dapil DKI Jakarta II nama pendatang baru Tsamara Amany mampu melewati popularitas dari caleg-caleg incumbent," kata Direktur Riset Charta Politika Muslimin saat memaparkan hasil survei di Restoran Es Teler 77, Jakarta Selatan, Senin (11/2).

Survei digelar pada periode 18-25 Januari 2019 dengan melibatkan 800 responden dari setiap dapil. Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan teknik wawancara tatap muka. Dalam wawancara, penyurvei menggunakan simulasi kertas suara. Margin of error tiap dapil sekitar 3,4%. 

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), dapil DKI II meliputi sejumlah kawasan di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan luar negeri. Di dapil yang tergolong dapil neraka itu, popularitas Tsamara mencapai 26,4%. Tsamara ditempel ketat oleh anggota DPR asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid yang popularitasnya mencapai 25,3%. 

Di bawah keduanya, tercatat ada nama Biem Triani Benjamin (23,6%), Okky Asokawati (20,6%), Masinton Pasaribu (20,3%) dan Eriko Sutarduga  (20,3%). "Di dapil DKI II, tidak ada yang cukup dominan dari segi popularitas," kata dia.