Petugas KPPS Blitar tak dibacok, hanya luka ringan di dagu

Frans menyayangkan pemberitaan tentang pemukulan anggota KPPS yang dibesar-besarkan, bahkan mengarah manipulatif.

Ilustrasi penganiayaan. Pixabay

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, mengatakan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Sukorejo, Kota Blitar, Jawa Timur, bernama Luki Setya tak dibacok oleh seorang bernama Yunan Amir. Melainkan Luki hanya mengalami luka ringan di bagian dagu.

Menurut Frans, pihaknya merasa pelru meluruskan infromasi tersebut karena sebelumnya diberitakan sejumlah media massa korban dibacok. Karena itu, Frans menyayangkan pemberitaan tentang pemukulan anggota KPPS itu yang sebetulnya dibesar-besarkan, bahkan mengarah manipulatif.

"Ada pemberitaan di media, saya tidak menyebut nama medianya. Ada ketua KPPS dibacok oleh seseorang karena tersinggung masalah pencelupan jari setelah pencoblosan," kata Frans Barung Mangera dikonfirmasi di Surabaya, Jawa Timur.

Berita itu, menurut Barung, tidak benar. Jauh dari fakta sebenarnya yang terjadi di lapangan. Pertama, soal penggunaan istilah pembacokan. Menurut Barung, kejadiannya tidak seekstrem yang diberitakan media online nasional itu.

Fakta yang sebenarnya terjadi bukanlah pembacokan, melainkan pemukulan menggunakan gagang golok yang mengenai dagu korban, namun tidak sampai parah. Apalagi menyebabkan luka sampai berdarah-darah.