Kubu Prabowo ditantang hadirkan program pendidikan alternatif

Prabowo-Sandi jangan hanya sekadar menduplikasi program-program pemerintah.

Sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengenakan kostum maskot dan topeng wajah Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno saat menggelar aksi gerakan kumpul serentak (Flash Mob), di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/2). Foto Antara

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eni Sri Hartati menilai program-program pendidikan yang didesain pemerintah Jokowi terlalu fokus meningkatkan kuantitas angkatan kerja. Alhasil, kualitas tenaga kerja kerap diabaikan. 

"Ini yang menjadi pangkal kenapa adanya pengangguran, karena angkatan kerja kita kurang bisa menjawab apa yang dibutuhkan pasar sehingga kurang diserap dunia usaha," kata Eni dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (4/3). 

Eni mencontohkan orientasi pendidikan dalam kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK) kebanyakan. Menurut dia, kurikulum SMK masih 'asyik' bermain di tataran teoritis dan minim praktik. Padahal, lulusan SMK yang berpengalaman yang lebih dibutuhkan dunia usaha. 

"Jadi untuk SMK harus lebih banyak praktiknya dari pada teorinya, kalau tidak ya SMK tak ada bedanya dengan SMA. Kalau tenaga kerjanya terampil, investor tak akan sungkan menanam investasi di sini. Ini punya pertalian yang erat dengan pertumbuhan ekonomi," jelasnya. 

Karena itu, Eni berharap di debat antarcawapres nanti, Sandiaga Uno dan Ma'ruf Amin memaparkan gagasan-gagasan yang konkret untuk dunia pendidikan, khususnya yang berorientasi pada peningkatan kualitas. "Tak perlu detail yang penting konkret dan terukur," katanya.