Jika laporan terbaru tentang kematian setidaknya 73 orang saat menunggu bantuan kemanusiaan terbukti akurat, hal itu akan menjadi pelanggaran serius terhadap etika medis dan hukum internasional.
Otoritas kesehatan Gaza pada hari Selasa mengungkapkan lagi laporan kematian karena kelaparan di daerah yang terkepung itu. Menurutnya, lima belas orang lagi, termasuk empat anak-anak, meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan pers, otoritas kesehatan mengatakan bahwa kematian tersebut tercatat di rumah sakit-rumah sakit di seluruh Gaza, sehingga total kematian terkait kelaparan dan malnutrisi menjadi 101 orang, termasuk 80 anak-anak, sejak Maret.
"Situasi kemanusiaan terus memburuk di tengah blokade Israel yang masih berlangsung," tambah otoritas kesehatan, menekankan bahwa sejumlah besar warga sipil, terutama anak-anak, menderita malnutrisi akut yang parah.
Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan di platform media sosial X pada hari Selasa bahwa orang-orang di Gaza, termasuk rekan-rekan UNRWA, pingsan karena kelaparan yang parah.
"Sementara itu, hanya beberapa kilometer dari Gaza, supermarket dan toko-toko dipenuhi makanan dan barang-barang lainnya. Hentikan pengepungan. Izinkan UNRWA membawa makanan dan obat-obatan," tegas UNRWA.