Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang sel-sel sehat.
Banyak wanita bertanya-tanya: apakah masa menopause—yang identik dengan berhentinya menstruasi dan perubahan hormon besar-besaran—dapat membawa kelegaan dari penyakit autoimun seperti lupus, rematik, atau multiple sclerosis? Jawabannya ternyata tidak sesederhana "ya" atau "tidak".
Menopause adalah masa transisi besar dalam kehidupan wanita. Umumnya terjadi di usia 50-an, masa ini ditandai dengan berhentinya siklus haid dan menurunnya kadar hormon estrogen serta progesteron dalam tubuh. Tapi ternyata, perubahan hormon ini bukan hanya soal kesuburan atau gejala seperti hot flashes dan mood swing. Menopause juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh secara signifikan—dan di sinilah benang merahnya dengan penyakit autoimun.
Ketika Sistem Imun Menyerang Tubuh Sendiri
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang sel-sel sehat. Akibatnya bisa sangat beragam, mulai dari nyeri sendi, gangguan kulit, kerusakan saraf, hingga masalah organ dalam. Beberapa contoh kondisi autoimun yang umum adalah rheumatoid arthritis (RA), lupus (SLE), multiple sclerosis (MS), diabetes tipe 1, dan psoriasis.
Yang menarik, sekitar 80% penderita penyakit autoimun adalah perempuan. Menurut Dr. Rohit Jacob, Spesialis Penyakit Dalam di Aster Clinic, ini bisa dikaitkan dengan peran hormon seperti estrogen, progesteron, hingga prolaktin, yang ternyata juga memengaruhi kerja sistem kekebalan tubuh.
Menopause: Membantu atau Memperparah? Lalu, apa hubungannya dengan menopause?