Jadi, mari kita lihat sains di balik mengapa kita menjadi begitu rewel saat terbang.
Saat ini musim puncak perjalanan, bandara penuh sesak dan emosi mudah memuncak. Anda mungkin pernah melihatnya atau bahkan menjadi bagian darinya: momen menegangkan saat penumpang membentak pramugari, atau hampir mengamuk karena kursi yang direbahkan terlalu jauh. Mengapa terbang tampaknya memunculkan sisi terburuk dalam diri kita?
Pesawat terbang, secara harfiah, merupakan tempat yang penuh tekanan untuk emosi. Bagi banyak orang, bandara dan pesawat terbang identik dengan kecemasan, yang sering kali dimulai jauh sebelum mereka melangkah ke terminal.
Lingkungan ini menggabungkan stres, ketidaknyamanan, dan hilangnya kendali, yang sering kali membuat penumpang yang paling tenang pun merasa gelisah.
Pesawat juga membuat ketimpangan menjadi sangat jelas. Kita semua pernah merasakan iri saat berjalan melalui kabin kelas utama untuk mencapai kelas ekonomi.
Mudah untuk melihat mengapa kemarahan di udara menjadi begitu umum. Faktanya, insiden yang dilaporkan telah meroket dalam beberapa tahun terakhir, diperburuk oleh kecemasan terkait pandemi.