Caffeine nap atau minum kopi sebelum tidur siang disebut bisa meningkatkan fokus dan mengurangi lelah. Penelitian awal menunjukkan manfaatnya.
Di tengah budaya modern yang dijejali kafein—dari minuman energi hingga trik “sleep hack” untuk menjaga fokus—satu strategi sederhana terus muncul kembali: minum kopi lalu tidur siang.
Praktik yang sering dijuluki “caffeine nap” ini sebenarnya bukan hal baru. Di Spanyol misalnya, sudah lazim orang menutup makan siang dengan secangkir kopi lalu siesta alias
"molor". Namun, baru belakangan para ahli mulai meneliti apakah kebiasaan ini memang punya dasar ilmiah.
Tetapi, apakah benar secangkir kopi sebelum tidur siang bisa memberi dorongan energi lebih besar dibanding hanya kopi atau hanya tidur saja? Para ahli endokrin dan pakar tidur membedah mekanisme molekuler di balik “caffeine nap” ini—beserta keterbatasannya.
Rasa kantuk bukan cuma soal perasaan, tetapi proses kimia dan biologis. Salah satu “pemain” utamanya adalah adenosin, neuromodulator yang menumpuk di otak seiring sel membakar energi. Adenosin yang menumpuk akan menempel pada reseptor khusus—A1, A2A, A2B, A3—yang mengatur fungsi sel penting, termasuk tidur.
“Ketika reseptor ini aktif, transmisi saraf dan pelepasan neurotransmiter melambat," kata Scott Rivkees, ahli endokrin pediatrik sekaligus profesor di Brown’s School of Public Health, seperti dikutip dari National Geographic, Kamis (11/9).