Trump pada hari Jumat mengakui krisis kelaparan yang meningkat di Gaza dan perlunya pengiriman bantuan.
Angkatan udara Israel menewaskan sedikitnya 58 warga Palestina dalam serangan baru di Gaza semalam, kata otoritas kesehatan setempat pada Sabtu. Seiring dengan itu, Israel tampaknya bersiap untuk terus maju dengan serangan darat.
Lebih dari 300 warga Gaza tewas dalam serangan Israel sejak Kamis, menurut otoritas kesehatan setempat. Itu adalah salah satu fase pemboman paling mematikan sejak gencatan senjata berakhir pada Maret. Serangan terbaru terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengakhiri lawatannya di Timur Tengah pada Jumat tanpa ada kemajuan yang jelas menuju gencatan senjata baru.
"Sejak tengah malam, kami telah menerima 58 korban tewas, sementara sejumlah besar korban masih tertimbun reruntuhan. Situasi di dalam rumah sakit sangat buruk," kata direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, Marwan Al-Sultan.
Militer Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka melakukan serangan besar-besaran dan memobilisasi pasukan sebagai bagian dari persiapan untuk memperluas operasi di Jalur Gaza dan mencapai "kendali operasional" di wilayah kantong Palestina tersebut.
Eskalasi tersebut, yang mencakup pengerahan pasukan lapis baja di sepanjang perbatasan, merupakan bagian dari tahap awal "Operasi Gideon's Wagons", yang menurut Israel ditujukan untuk mengalahkan Hamas dan mendapatkan kembali para sanderanya.