Iran mengancam bakal keluar dari traktat nonproliferasi nuklir jika Israel terus memaksakan perang.
Rencana Iran keluar dari Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) potensial menciptakan insatabilitas di kawasan Timur Tengah. Keputusan itu bisa memicu konflik panjang dengan Israel karena Iran selama ini selalu mau diawasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pengembangan teknologi nuklirnya.
"Hari ini, pemerintah Iran mengeluarkan pernyataan bahwa mereka mundur dari NPT. Reaksi dunia internasional pasti ada kekhawatiran karena ada eskalasi konflik dengan Israel," kata pengamat hubungan internasional dari Universitas Budi Luhur (UBL) Andrea Abdul Rahman kepada Alinea.id di Jakarta, Kamis (19/6).
Perang antara Israel dan Iran pecah setelah militer Israel menyerang sejumlah instalasi militer dan fasilitas nuklir milik Iran, Jumat (13/6) lalu. Israel berdalih perlu menyerang Iran untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Tak hanya menghancurkan sejumlah bangunan, serangan rudal dan misil Israel juga membunuh Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami, Kepala Staf IGRC Mayjen Mohammed Bagheri, dan sejumlah ilmuwan nuklir Iran.
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi mengatakan Iran telah mengupayakan diplomasi dalam mengatasi persoalan-persoalan terkait nuklir. Boroujerdi mengungkap kemungkinan Iran keluar dari NPT lantaran Israel menyerang Iran saat negosiasi terkait nuklir sedang berjalan.