Menteri Ara menyebut Fahri tak mengomunikasikan soal skema attachment earnings kepadanya. Keduanya juga berbeda pendapat soal pendanaan dan luas rumah subsidi.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dan Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah terlihat semakin tak akur. Terbaru, keduanya bersilang pendapat soal attachment earnings atau skema pembiayaan beli rumah lewat pemotongan upah calon pemilik setiap bulan.
Attachment earnings diusulkan Fahri sebagai solusi pembiayaan rumah bagi pekerja agar tidak membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta mengurangi risiko perbankan. Namun, usul itu tak disampaikan langsung ke Maruarar selaku "bos" Fahri.
"Saya tunggu kalau ada usulannya. Saya tunggu aja, ya. Kan saya menterinya. Tentu soalnya (perumahan) ke saya, ya," ujar Ara, sapaan akrab Maruarar, ketika ditanya wartawan soal skema attachment earnings itu, Jumat (4/7).
Ara mengaku Fahri belum berkomunikasi dengannya terkait attachment earnings ini. Ia juga menekankan bahwa tugas prioritas Fahri selaku Wakil Menteri PKP saat ini adalah mendorong investasi dari luar negeri untuk sektor perumahan.
Namun, keduanya juga "berkonflik" pada skema pinjaman luar negeri. Saat Fahri sedang berkeringat mencari pinjaman luar negeri untuk mendukung pembangunan rumah murah ke sejumlah lembaga global, Ara mengumumkan skema pinjaman luar negeri tak lagi jadi opsi.