Alumni Wyata Guna sesalkan pernyataan Maruf

Pidato Maruf justru membuat jarak nyata antara penyandang disabilitas dengan mereka yang normal.

Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin (tengah) menerima nasi tumpeng dari Kepala Kantor Rumah Aspirasi Rakyat #01 Deddy Yevri Sitorus (kiri) disaksikan Sekretaris Tim Kampanye Nasional Hasto Kristiyanto (kedua kiri) saat peluncuran rumah tersebut di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/11)./AntaraFoto

Pidato buta dan budek Maruf Amin masih menjadi polemik. Giliran Forum Tunanetra yang menanggapi hal itu. Kelompok disabilitas tersebut menilai ucapan Maruf Amin sebagai calon wakil Presiden 01 merendahkan komunitasnya. Hal ini disampaikan Juru Bicara Tuna Netra dari Ikatan Alumni Wyata Guna (IAWG) Suhendar. 

"Jelas itu merendahkan kaum kami sebagai penyandang disabilitas. Ini kan aneh, katanya mau membela kami kaum minoritas. Tapi malah bikin kata-kata yang menyudutkan kami," kata Suhendar, Selasa, (13/11).

Suhendar menilai selama ini legislatif dan pemerintah cukup konsisten memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Terlihat dari sejumlah fasilitas yang disediakan mulai dari angkutan umum seperti busway sampai layanan kereta api.

Tapi kini yang terjadi malah sebaliknya, pidato Maruf justru membuat jarak nyata antara penyandang disabilitas dengan mereka yang normal.

"Tentunya kami menyesalkan. Dari dulu pemerintah bahkan pemerintah daerah misalnya Jakarta memberikan layanan khusus.  Ada layanan khusus busway pakai kursi prioritas dan kereta api juga. Itu artinya kami diupayakan mendapatkan haknya karena berkebutuhan khusus," ujar Suhendar