Capres jenaka Nurhadi-Aldo bentuk kejenuhan politik

Calon presiden dan wakil presiden fiktif Nurhadi-Aldo belakangan ini meramaikan dunia maya dengan kemunculannya.

Calon presiden dan wakil presiden fiktif Nurhadi-Aldo mengaku berasal dari "Koalisi Indonesia Tronjal-tronjol Maha Asyik" dengan nomor urut 10. / Facebook

Calon presiden dan wakil presiden fiktif Nurhadi-Aldo belakangan ini meramaikan dunia maya dengan kemunculannya. 

Pasangan ini, pada beberapa postingannya di akun instagram @nurhadi_aldo mengaku berasal dari "Koalisi Indonesia Tronjal-tronjol Maha Asyik" dengan nomor urut 10.

Sigit Pamungkas dari Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) mengatakan kemunculan pasangan satir seperti Nurhadi-Aldo merupakan bentuk kejenuhan dalam politik Indonesia.

"Biasanya satir muncul pada saat sebuah proses itu mencapai titik jenuh. Saluran-saluran untuk mengungkapkan kegelisahan sudah tidak didengar atau sudah mampet, maka satir itu yang dipakai," ujar Sigit saat ditemui di Jakarta Pusat, Sabtu (4/1).

Sigit melihat kemunculan Nurhadi-Aldo tersebut sebagai proses menormalkan akal pikir dari masyarakat, kontestan, dan para pendukung calon presiden dan wakil presiden untuk melihat secara lebih rileks fenomena-fenomena politik yang semakin menjadi-jadi.