Gelar rekrutmen besar-besaran, PKS bantah digembosi Gelora

PKS menyasar para pemilih dan para saksi pemungutan suara untuk dijadikan kader.

Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid memberikan sambutan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Wilayah PKS di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/12). Alinea.id/Adi Suprayitno

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal menggelar rekrutmen besar-besaran kader baru pada 2020. Dalam rekrutmen akbar itu, PKS terutama bakal menyasar para pemilih PKS dan para saksi pemungutan suara Pileg 2019. 

"Mereka inilah yang kita target untuk bisa menjadi kader dan anggota PKS. Maka, rekrutmen besar-besaran bisa merekrut seluruh saksi, dan jumlahnya sudah melebihi target," ujar Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid usai menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Wilayah PKS di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/12).

Pada Pileg 2019, ada sekitar 11,4 juta pemilih yang mencoblos PKS. Tak hanya itu saja, sebanyak 800 ribu orang juga tercatat menjadi saksi PKS dalam proses pemungutan suara. Padahal, mayoritas saksi bukan kader PKS.

Hidayat membantah rekrutmen akbar kader ini ada hubungannya dengan eksodus kader PSK ke Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia yang didirikan Anis Matta dan Fahri Hamzah. Menurut dia, PKS rutin menggelar rekrutmen tiap tahun.

"Tidak ada hubungannya dengan adanya partai baru atau tidak ada partai baru. Kami hormati, di Indonesia ini ada hak berkumpul dan berserikat. Itu hak konstitusional. Setiap periode kita rekrutmen. Tidak spesifik terkait kondisi tertentu," kata Wakil Ketua MPR itu.