Emak-emak: Kelompok militan yang hanya komoditas partai politik?

Emak-emak beralih halauan dari sukarelawan, bergabung ke partai politik.

Ilustrasi emak-emak dalam politik. Alinea.id/Firgie Saputra

Setelah membubarkan Partai Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi (PEPES) pada awal tahun ini, Sri Wulandari—akrab disapa Wulan—memutuskan bergabung dengan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora).

PEPES adalah relawan pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019 lalu. Anggotanya terdiri dari kaum ibu. Wulan sendiri, sebelum PEPES dibubarkan, merupakan ketua umum relawan emak-emak tersebut.

Menurut Wulan, bergabung dengan partai politik merupakan langkah nyata untuk memperbaiki masalah bangsa. Menjadi relawan, dirasa Wulan tak punya kuasa untuk menyuarakan aspirasinya secara penuh. Dengan bergabung ke partai politik, Wulan menilai, bakal leluasa mengkritik dan memberi saran kepada pemerintah.

“Saya awalnya hanya emak-emak biasa, belum pernah terjun ke politik. Tapi, saya memiliki pemahaman dan kompetensi, saya enggak mau jadi volunteer biasa,” kata Wulan saat dihubungi reporter Alinea.id, Senin (25/4).

“Saya ingin suara atau ide saya itu benar-benar dijadikan program.”