Gerontokrasi dan 'efek kakek' Prabowo 

Ada kecenderungan publik lebih suka memilih politikus gaek sebagai pemimpin ketimbang yang lebih muda meskipun punya gagasan serupa.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden. /Foto Facebook Joe Biden

Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada 2024 hampir pasti bakal jadi laga ulang antara presiden petahana Joe Biden dan penantangnya, Donald Trump. Peluang Trump untuk mengantongi tiket dari Partai Republik kian terbuka setelah Trump memenangi pemilihan pendahuluan di Negara Bagian New Hampshire, Selasa (23/1) lalu. 

Di New Hampshire, Trump unggul atas pesaing terdekatnya di Partai Republik, Nikki Haley. Sebelumnya, Trump juga merengkuh Iowa. Keunggulan Trump bakal melebar lantaran Haley juga dilaporkan tak akan bertarung di kaukus Nevada yang bakal digelar dua pekan depan. 

"Ketika Anda menang di Iowa dan memenangi New Hampshire, Anda tidak pernah mengalami kekalahan. Tidak pernah mengalami kekalahan. Jadi, kami tidak akan menjadi yang pertama," ujar Trump di depan para pendukungnya setelah dinyatakan memenangi primary New Hampshire. 

Di lain kubu, Biden sudah mengumumkan bakal maju kembali di Pilpres AS pada April 2023. Survei YouGov--digelar sebelum pengumuman itu--menemukan sekitar 47% warga AS yang terafiliasi dengan Partai Demokrat ingin Biden kembali maju. 

Jika laga ulang itu terealisasi, Pilpres AS bakal jadi kompetisi dua capres tertua sepanjang sejarah. Saat pencoblosan pada 5 November 2024, Biden bakal genap berusia 81 tahun. Trump yang lahir pada 14 Juni 1946 bakal berusia 77 tahun.