Hanya segelintir yang pro Jokowi menjabat hingga 3 periode

Jumlahnya justru lebih kecil daripada yang menginginkan masa jabatan presiden satu periode, baik 5, 8, atau 10 tahun.

Presiden Joko Widodo (Jokowi). Twitter/@jokowi

Wacana Presiden Jokowi (Jokowi) menjabat tiga periode tidak mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Berdasarkan survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), hanya 5% yang mendukung gagasan tersebut. 

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mengungkapkan, mayoritas warga (73%) menilai ketentuan masa jabatan presiden maksimal dua kali harus dipertahankan. Sebesar 15% lainnya menganggap ketentuan tersebut harus diubah.

"Mayoritas publik, 73% responden, pada survei Maret 2022 ini mengatakan, bahwa ketentuan presiden dua periode harus dipertahankan. Yang ingin diubah hanya sedikit, hanya 11%. Sementara 5% tidak bersikap," katanya saat mempresentasikan hasil survei SMRC melalui kanal YouTube SMRC TV, Jumat (1/4).

Yang menarik dari temuan survei SMRC ini, ungkap Deni, sebanyak 61% responden dari total yang 
yang menilai masa jabatan presiden harus diubah menginginkan masa jabatan presiden hanya satu periode, baik 5, 8, atau 10 tahun. Yang ingin lebih dari dua periode (masing-masing 5 tahun) hanya 35%.

"Itu pun kebanyakan ingin yang diubah satu kali saja. Bukan tiga periode. Mayoritas mengingkan presiden satu periode saja. Periode lima tahun atau delapan tahun," bebernya.