Hendardi kritik Jokowi: Sibuk politik praktis, visi bernegara jauh dari harapan

Kesibukan Jokowi menjalani profesi sebagai politikus mengakibatkan agenda pemerintahan juga diabaikan para menteri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam acara Silatnas DPP Apdesi di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Alinea.id/Twitter @jokowi.

Ketua Setara Insititute Hendarti menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sibuk berpolitik praktis, sementara pencapaian visi-misi bernegara semakin jauh dari harapan. Hal ini berkaitan dengan kehadiran Jokowi di sejumlah acara yang berhubungan dengan perhelatan Pilpres 2024, termasuk membiarkan Menteri BUMN Erick Thohir mempromosikan diri sebagai calon presiden (capres) di 2024.

Hendardi menjelaskan, setelah orkestrasi kampanye tiga periode untuk jabatan presiden gagal atau tertunda menjadi agenda politik nasional, proses dan tahapan Pemilu 2024 pun segera dimulai. Menurutnya, aktor-aktor politik telah dan akan terus berakrobat untuk memikat rakyat pemilih hingga hari pencoblosan tiba. 

"Bukan hanya elite politik di luar pemerintahan, para menteri kabinet Jokowi juga memainkan peran politik sama. Dalam waktu lebih kurang dua tahun ke depan, rakyat akan disuguhi sirkus politik yang nyaris tidak menyentuh kepentingan utama warga negara," kata Hendardi dalam keterangannya, Rabu (15/6).

Hendardi menegaskan, di tahun politik seperti ini, Jokowi sebagai pemimpin nasional yang dipilih langsung oleh rakyat diuji integritasnya untuk tetap memimpin pencapaian misi bernegara. Misi itu sendiri terdiri dari melindungi hak-hak warga negara, memajukan kesejahteraan rakyat, dan mencerdaskan kehidupan warga melalui berbagai program pembangunan yang telah dicanangkan.

Kendati begitu, dia mengatakan, sangat memprihatinkan ketika Presiden Jokowi justru menjadi sentrum kegaduhan politik yang mengganggu pencapaian misi bernegara.