Janji PKS gratiskan pajak kendaraan seumur hidup tak rasional

Pajak yang bersumber dari kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber pendapatan bagi seluruh provinsi, kabupaten, maupun kota.

ejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di Jalan Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/10). Kementerian Perhubungan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetebek (BPTJ), Pemerintah Kabupaten Bogor dan Polres Bogor akan melakukan kajian penerapan pembatasan kendaraan dengan metode ganjil genap yang rencananya akan diterapkan di jalur wisata Puncak Bogor guna mengatasi masalah kemacetan. ANTARA FOTO

Partai Demokrat menilai wacana penghapusan pajak sepeda motor dan surat izin mengemudi (SIM) yang dilontarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak rasional. Pasalnya, pajak yang bersumber dari kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber pendapatan bagi seluruh provinsi, kabupaten, maupun kota.

“Itu kan (pajak) digunakan untuk orang-orang juga yang menggunakan jalan. Kalau mau usulin (janji) yang rasional dong, yang tepat. Kalau itu enggak tepat,” kata Ketua DPD Partai Demokrat wilayah DKI Jakarta, Santoso saat dihubungi pada Jumat, (23/11).

Santoso menjelaskan, pajak kendaraan bermotor selama ini digunakan baik oleh provinsi, kabupaten, dan kota untuk pembangunan. Tak hanya digunakan untuk pembangunan jalan, tapi juga jembatan dan sarana prasarana lainnya yang mendukung masyarakat dalam berlalu lintas.

Sementara itu, Ketua Departemen Politik Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Pipin Sopian, mengatakan wacana usulan penghapusan pajak sepeda motor dan SIM seumur hidup bukan pencitraan. Tetapi janji kongkret yang diupayakan terwujud oleh PKS. Menurutnya, kebijakan ini berangkat dari hasil kajian yang matang dengan melibatkan beberapa kepala daerah dari PKS.

“Sebagai partai politik, kami tentu menawarkan gagasan kampanye yang bukan sekedar pencitraan, tetapi ini adalah janji kongkret kami yang sudah kami kaji, sudah kami diskusikan dengan kepala daerah yang kami miliki,” kata Pipin.