Ketika Sukarno tertipu raja dan ratu gadungan

Berita bohong yang dilakukan Ratna Sarumpaet bukan yang pertama terjadi. Dahulu, Presiden Sukarno pun pernah tertipu raja dan ratu gadungan.

David Finley, Guntur, dan Sukarno di Galeri Seni Nasional, Amerika Serikat pada 1956. /commons.wikimedia.org

Beberapa hari kemarin, publik sempat dihebohkan dengan beredarnya foto wajah lebam salah seorang tim kampanye Prabowo-Sandiaga, yang juga aktivis, Ratna Sarumpaet di media sosial. Sontak, hal itu membuat gerah kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02.

Pada Selasa (2/10) di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Prabowo sampai-sampai menggelar konferensi pers, usai bersama Amie Rais mendengarkan cerita Ratna.

“Perempuan berusia 70 tahun yang berjuang untuk orang miskin, yang berjuang untuk keadilan, demokrasi, dan sikap ini adalah sebuah ancaman yang sangat serius terhadap demokrasi,” kata Prabowo saat itu.

Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Nanik S Deyang mengungkap kasus penganiayaan Ratna. Dia mengatakan, Ratna dianiaya tiga orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, usai menghadiri acara konferensi internasional di sebuah hotel.

Taksi yang ditumpangi Ratna dihentikan. Lalu, dia ditarik ke tempat gelap, dan dihajar habis-habisan. Begitu kata Nanik.