Ketum PAN ungkap 'perang' di internal oposisi pascapilpres

Zulhas sempat bertemu petinggi PA 212 dan meminta mereka untuk tidak menggelar protes di jalanan.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan. Alinea.id/Fadli Mubarok

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan sengitnya perdebatan yang muncul di internal oposisi pascapengumuman pemenang Pilpres 2019, Mei lalu. Menurut Zulkifli, ketika itu mayoritas elite politik di kubu Prabowo-Sandi setuju menggelar aksi protes di jalanan menolak hasil pilpres. 

“Satu hari setelah pilpres itu, bahkan waktu mau demo ramai waktu bulan puasa itu. Demo apa itu? Saya satu-satunya orang di oposisi yang menentang keras,” kata Zulhas, sapaan Zulkifli, di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).

Zulhas menceritakan, ia dan para elite partai politik pendukung Prabowo-Sandi atau Koalisi Indonesia Adil Makmur sempat bertemu untuk merespons keinginan ormas-ormas menggelar demonstrasi menolak hasil keputusan KPU yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf. 

Dalam pertemuan itu, Zulhas mengaku sudah menolak keras rencana demonstrasi. Ia khawatir, aksi unjuk rasa justru meningkatkan tensi politik dan menimbulkan ekses negatif. 

Namun demikian, menurut dia, suaranya tidak didengar. Elite-elite politik kubu Prabowo-Sandi justru malah menganggap rencana aksi unjuk rasa tersebut sebagai sikap politik yang wajar.