Langkah berat PPP garap pemilih konservatif

Apalagi semua partai politik menargetkan kenaikan perolehan suara pada Pemilu 2019

Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kanan) didampingi Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo Nelson Pomalingo (kedua kanan) dan mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad (kiri) menghadiri peringatan Hari Lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-46 di GOR David Tonny, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (22/1)./AntaraFoto

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bertekad mengembalikan kejayaannya di parlemen. Tentu tidak mudah. Apalagi semua partai politik menargetkan kenaikan perolehan suara pada Pemilu 2019

Sementara itu, Pengamat Politik Islam Universitas Indonesia Yon Machmudi berpendapat, suara PPP akan semakin tergerus pada Pemilu 2019. Di bawah pimpinan Romahurmuziy, PPP kerap meninggalkan basis pendukungnya, yakni pemilih muslim konservatif.

Semestinya, ada cara yang komprehensif untuk mengembalikan pemilih yang dulu menjadi simpatisan PPP. Upaya itu, dengan mengambalikan Islam sebagai pijakan ideologis. Pendekatan ini bisa mengembalikan kepercayaan tokoh muslim yang masih mengharapkan PPP sebagai saluran politiknya.

Selain itu, PPP tidak memiliki karakter unik, yang membedakannya dengan partai Islam maupun partai nasionalis lainnya.

"PPP sekarang tidak memiliki diferensiasi yang dapat diunggulkan. Ke depan akan sangat mengkhawatirkan," kata Yon.