Nyanyian Setnov tak memupus peluang koalisi PDIP-Demokrat

Pengamat meyakini relasi politik PDI Perjuangan-Partai Demokrat tidak akan terpengaruh nyanyian Setnov, kendati dua partai tengah membara.

Presiden Joko Widodo (tengah) berjabat tangan dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) disaksikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3)./ Antarafoto

Banter tersiar, Partai Demokrat akan duet dengan PDIP, guna mengantar Joko Widodo menuju kursi RI-1 di pilpres mendatang. Namun usai kicauan Setya Novanto yang menyeret nama Puan Maharani dan Pramono Anung dalam proyek E-KTP, peluang koalisi itu dikhawatirkan pupus.

Terlebih dua parpol saling adu sengit soal bancakan proyek E-KTP ini. Dari lingkaran istana, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto langsung menyindir SBY, hingga terlibat aksi balas pantun dengan Sekjen Partai Demokrat Hinca IP Pandjaitan XIII. Hinca sebelumnya menyebut PDIP melakukan politik cuci tangan dan gemar lempar bola panas ke pihak lain.

Wakil ketua umum Partai Demokrat, Roy Suryo sendiri tak kalah sengit menanggapi pernyataan Hinca. Menurutnya, sebelum bicara soal E-KTP, ia perlu mencuci mulut terlebih dahulu. Hal tersebut dikatakan Roy usai Masinton Pasaribu meminta kader Demokrat untuk melakukan cuci muka terlebih dahulu.

Roy menjelaskan, Kasus E-KTP meskipun terjadi saat di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, akan tetapi kejadian tersebut dilakukan oleh oknum, bukan semua orang di lingkar kekuasaan.

"Apa yang terjadi saat itu tidak mungkin terkadi jika tidak ada oknum," katanya.