Pascapilkada, elektabilitas Jokowi belum mumpuni

Elektabilitas Jokowi belum mencapai 50% dan tak punya cukup banyak pemilih loyal.

Presiden Joko Widodo menanti kehadiran Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan Siti Hasmah dalam kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6)/ Antara Foto

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis peningkatan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) pascagelaran Pilkada Serentak 2018 lalu. Namun angkanya terbilang kecil, sehingga sebagai calon petahana di Pilpres 2019, posisinya masih belum aman.

Dalam survei terbaru LSI yang dilakukan 28 Juni-5 Juli 2018, elektabilitas Jokowi berada di angka 49,3%, atau naik 3,3% dalam survei di bulan Mei, sebelum pelaksanaan Pilkada. Meski begitu, elektabilitas lawan Jokowi juga berada dalam kondisi stagnan. 

Gabungan elektabilitas sejumlah nama calon rival Jokowi, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan lain-lain, hanya mengumpulkan angka 45,2%. Naik sedikit dari survei di bulan Mei yang memperoleh 44,7%. 

Survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden ini dilakukan dengan metode multistage random sampling. Survei yang juga dilengkapi focus group discussion, analisis media, dan wawancara mendalam ini, memiliki margin of error kurang lebih 2,9%.

Dalam survei ini, terungkap pemilih loyal Jokowi hanya sebesar 32%. Lawan Jokowi, meski jelas dan belum melakukan kampanye, sudah memiliki pendukung loyal sebesar 30,5%. Hal ini juga dipengaruhi oleh gerakan #2019GantiPresiden yang makin populer. Dalam hasil survei, popularitas gerakan ini naik sekitar 10% dari sebelum Pilkada 2018, menjadi 60,5%.