Pengamat: Ma'ruf Amin tidak cukup hanya jadi simbol

Ma'ruf Amin dianggap tidak boleh hanya menjadi simbol untuk menggaet suara, tetapi juga harus mempunyai peran elektoral.

Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin (ketiga kiri) mendapatkan sekapur sirih dari penari saat acara ramah tamah di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (15/11)./AntaraFoto

Peran Ma'ruf Amin dalam kampanye Pilpres 2019 mendatang memang tak seperti Jokowi yang dengan langsung menemui warga di berbagai daerah. Belakangan diketahui kondisi Ma'ruf Amin membutuhkan istirahat karena kesehatannya.

Pengamat politik, Ari Nurcahyo beranggapan posisi Ma'ruf Amin dalam setiap kampanye belum maksimal. Keterbatasan usia pun dianggapnya menjadi pertimbangan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN).

"Memang harus diperhatikan peran Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf agar tahu mana yang bisa jadi magnet," ujarnya di Kantor Para Syndicate, Jumat (14/12).

Meskipun partai dan tim pemenangan menyatakan peranan Ma'ruf sebagai simbol atas tudingan keberpihakan Jokowi terhadap ulama, namun hal itu tidak cukup untuk memberikan pengaruh cukup signifikan pada suara masyarakat.

Sebagai simbol NU, Ma'ruf seharusnya dapat menggaet lebih banyak suara untuk Jokowi. Akan tetapi, berbagai hasil survei menunjukan elektabilitas Jokowi masih di angka sekitar 53 persen.