sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat: Ma'ruf Amin tidak cukup hanya jadi simbol

Ma'ruf Amin dianggap tidak boleh hanya menjadi simbol untuk menggaet suara, tetapi juga harus mempunyai peran elektoral.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Jumat, 14 Des 2018 22:49 WIB
Pengamat: Ma'ruf Amin tidak cukup hanya jadi simbol

Peran Ma'ruf Amin dalam kampanye Pilpres 2019 mendatang memang tak seperti Jokowi yang dengan langsung menemui warga di berbagai daerah. Belakangan diketahui kondisi Ma'ruf Amin membutuhkan istirahat karena kesehatannya.

Pengamat politik, Ari Nurcahyo beranggapan posisi Ma'ruf Amin dalam setiap kampanye belum maksimal. Keterbatasan usia pun dianggapnya menjadi pertimbangan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN).

"Memang harus diperhatikan peran Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf agar tahu mana yang bisa jadi magnet," ujarnya di Kantor Para Syndicate, Jumat (14/12).

Meskipun partai dan tim pemenangan menyatakan peranan Ma'ruf sebagai simbol atas tudingan keberpihakan Jokowi terhadap ulama, namun hal itu tidak cukup untuk memberikan pengaruh cukup signifikan pada suara masyarakat.

Sebagai simbol NU, Ma'ruf seharusnya dapat menggaet lebih banyak suara untuk Jokowi. Akan tetapi, berbagai hasil survei menunjukan elektabilitas Jokowi masih di angka sekitar 53 persen.

"Harusnya bisa starting di angka 60 pak Jokowi bukan di angka 50," katanya.

Lebih lanjut ia berpandangan, partai dan TKN terlihat masih bingung menentukan peran lebih bagi Ma'ruf Amin. Ia pun berharap dalam masa kampanye yang panjang ini, setidaknya sejak Januari mendatang peran Ma'ruf Amin lebih dapat diperlihatkan.

Meski demikian ia tidak menampik, untuk daerah basis NU, pemilihan Ma'ruf Amin telah memperlihatkan suara pada Jokowi. Akan tetapi sebenarnya Ma'ruf Amin dapat menjadi magnet di daerah-daerah lainnya.

Sponsored


 

Berita Lainnya
×
tekid