Pertemuan Prabowo, Jokowi, dan Mega dinilai redakan polarisasi jelang Pemilu 2024

Menurut Presiden Jokowi, hal terpenting dari pertemuan dengan Prabowo adalah silaturahmi dan saling bermaaf-maafan.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menggelar silahturahmi di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Megawati di Jalan Teuku Umar, kawasan Menteng. Foto: Twitter.

Pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai silahturahmi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri patut diapresiasi. Menurutnya, pertemuan tiga elite politik tersebut dapat meredakan polarisasi yang belum sepenuhnya hilang di tengah masyarakat.

"Di level pemilih, polarisasi belum sepenuhnya akan hilang dengan cepat, akibat pola kampanye sebelumnya yang keras. Namun, usaha elite politik untuk meredakan ketegangan tersebut layak diapresiasi, dan memang semestinya harus begitu," kata Arya kepada Alinea.id, Senin (9/5)

"Elite-elite politik memang lebih baik sering ketemu-ketemu untuk membicarakan visi politik jangka panjang," sambung dia.

Pertemuan Prabowo dan Jokowi terjadi dalam rangka silahturahmi Idulfitri 1443 Hijriah di Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Senin (2/5). Saat itu, Prabowo datang bersama anaknya, Didit Hediprasetyo. 

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Prabowo berbincang-bincang banyak hal yang sifatnya ringan. Menurut Biro Seketariat Presiden, tidak ada obrolan tentang politik maupun ekonomi dalam pertemuan itu. Namun, menurut Presiden Jokowi, hal terpenting dari pertemuan tersebut adalah silaturahmi dan saling bermaaf-maafan.