PKB tolak tambahan parpol di koalisi Jokowi-Ma'ruf

Menurut Cak Imin, koalisi parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf sudah terlalu gemuk.

Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (kedua kiri) berbincang dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (tengah) disaksikan Menristekdikti Mohamad Nasir (kedua kanan), Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo (kanan) dan Anggota Dewan Syuro DPP PKB KH Abdul Ghofur (kiri) saat Halalbihalal Partai Kebangkitan Bangsa di DPP PKB, Jakarta, Senin (17/6). /Antara Foto

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menanggapi wacana merapatnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat ke koalisi parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf. Menurut dia, koalisi Jokowi-Ma'ruf sudah terlalu gemuk. 

"Ya, pada dasarnya koalisi pendukung 01 ini kan sudah gemuk, ya. Jumlahnya besar sehingga di DPR tidak perlu tambahan lagi," kata Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (17/6).

Namun demikian, Cak Imin mengatakan, PKB tak akan mempersoalkan jika PAN dan Demokrat merapat hanya sekadar untuk menjalin komunikasi politik dan menginisiasi rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019.

"Kalau dalam rangka rekonsiliasi nasional, why not? Tidak ada masalah. Ini bukan kurang sepakat tetapi dari sisi jumlah (kursi) di DPR sudah berlebih-lebihan. Maka, (untuk) stabilitas sudah cukup. Tetapi, (jika) demi rekonsiliasi, ya, monggo," kata dia. 

Ia pun berharap Jokowi dan para petinggi parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf tidak lagi membuka pintu untuk partai-partai baru. "Ya, sementara yang (parpol-parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf) ada ini saja," kata dia.