Politik oligarki matikan regenerasi kepemimpinan

Politik oligarki membuat regenerasi kepemimpinan dalam tubuh partai politik mandeg.

Ilustrasi menolak oligarki. Foto Pixabay

Figur ketua partai politik yang tak tergantikan dianggal sebagai bentuk  oligarki di dalam tubuh parpol. Direktur Riset Politika Research & Consulting, Dudi Iskandar memaparkan, situasi tersebut dapat menghambat proses demokrasi di Indonesia. 

Dari kondisi itu, yang paling kentara adalah mandulnya regenerasi pemimpin dan merugikan masyarakat.

"Kalau hari ini (ketum) partainya tidak ganti-ganti, SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono) dari dulu (Ketum Partai Demokrat), Megawati belum ada penganti (di PDI Perjuangan), yang pertama yang paling rugi rakyat Indonesia" ujar Dudi di Jakarta, Minggu (5/1).

Dudi menegaskan, regenerasi pemimpin mutlak diperlukan karena dalam demokrasi mengsyaratkan harus ada pergantian kekuasaan. Selain itu, semakin lama seseorang menduduki jabatan di dalam parpol juga memicu sikap apatis di masyarakat.

"Kayak kemarin (Pilpres 2019), ngapain nyoblos lagi) Jokowi lagi (calonnya), Prabowo lagi (calonnya). Akhirnya apa? Golput. Itu yang berbahaya," tegas dia.