Presiden Jokowi ingin Golkar tak gaduh saat tahun politik

Politikus Golkar, Ahmad Doli Kurnia menyebut indikator perubahan di partai beringin ialah pergantian struktural dan kultural pengurusnya.

Presiden Jokowi membuka Munaslub Partai Golkar. (foto: Antara)

Politikus Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menilai indikator perubahan partai berlambang beringin dapat dilihat dari pergantian kepengurusan di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Bahkan, kader yang sempat dipecat di era Setya Novanto itu menegaskan, Munaslub tak akan berarti jika hanya berisi pergantian ketua umum.

"Konkretnya wujud perubahan itu dalam kepengurusan. Jadi pak Airlangga, kalau hanya sendiri saja, bukan perubahan namanya," kata Doli, seperti dikutip dari Antara, Selasa (19/12).

Merujuk pada hasil Rapat Pleno, telah disepakati mandat sepenuhnya kepada Airlangga untuk melakukan revitalisasi kepengurusan sesuai dengan kebutuhan dan menjamin kinerja mesin politik semakin baik. Karena itu, ia meminta sosok kontroversial untuk tak dimasukkan dalam kepengurusan partai. Doli menjelaskan sesuai mekanisme dalam Munaslub akan dipilih ketua umum dan pembentukan tim formatur. Nantinya ketua umum bersama tim formatur akan menyusun pengurus baru secara lengkap.

Sementara Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham mengaku legowo jika ia dilengserkan dari kepengurusan partai.

“Tidak ada satu pun diantaranya yang tidak memungkinkan diganti, semua terserah ketua umum," terang Idrus.

Idrus pun meyakini, Airlangga Hartarto tetap merupakan calon tunggal ketua umum dalam Munaslub Partai Golkar, meski ada sejumlah kader yang menyatakan hendak maju bersaing. Terlebih sejak rapat pleno DPP Partai Golkar tanggal 13 Desember kemudian rapat pleno DPP Partai Golkar tanggal 17 Desember telah ditetapkan bahwa agenda tunggal Munaslub adalah memilih, menetapkan dan mengukuhan Airlangga sebagai Ketua Umum DPP Golkar melanjutkan masa bakti 2014-2019. Bahkan dalam Rapimnas juga ditetapkan satu keputusan penting yakni Munaslub untuk menetapkan hasil Pleno.