Reshuffle kabinet, Rocky Gerung: Sri Mulyani harusnya diganti

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dinilai gagal memprediksikan jumlah kebutuhan anggaran.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Dokumentasi Kemenkeu

Pengamat politik Rocky Gerung menilai, pembentukan Kementerian Investasi takkan mendorong penanaman modal baru di Indonesia saat tengah pandemi Covid-19. Ini berkaca divestasi saham senilai Rp824 miliar untuk konsesi ruas jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.

Diketahui, saham sebesar 30% ruas jalan bebas hambatan itu dibeli investor Kings Ring Limited, grup usaha Road King Expressway (RKE) yang bebasis di Hong Kong. Saat pembangunannya, fasilitas tersebut membutuhkan investasi Rp4,9 triliun.

"Tol Kualanamu, 30% saham dijual ke Hong Kong, enggak ada soal, biasa aja. Yang jadi soal 30% itu nilai investasi Rp2 triliun, yang dijual dan hanya dijual 800-an miliar," katanya dalam webinar, Jumat (23/4).

"Jadi, mana mungkin ada menteri investasi baru, kerjanya sama nanti. Bangun terus jual rugi, gitu. Itu tukang loak pun ngerti logika pemerintah dalam soal begituan," sambungnya.

Karenanya, menurut Rocky, perombakan kabinet yang dihembuskan Istana tidak memiliki arti jika menteri yang terpilih tidak mampu berspekulasi. Dirinya juga berpandangan, reshuffle sekadar pemborosan narasi.