Risma-Sandi jadi menteri, dinilai untuk tutupi 'borok' Juliari-Edhy

Sosok Risma dan Sandi dinilai 'jagoan' partai dan kader terbaik PDIP dan Gerindra.

Presiden Joko Widodo menggunakan masker saat meninjau RSD Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta/Antara Foto/Hafidz Mubarak A.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan enam calon menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (22/12).

Enam menteri baru tersebut adalah Menteri Kesehatan Budi G Sadikin menggantikan Terawan Agus Putranto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menggeser Wishnutama Kusubandio, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini menggantikan Juliari Batubara, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menggantikan Fachrul Razi, Menteri Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Edhy Prabowo, dan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.

Menanggapi kocok ulang kabinet tersebut, pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, Adi Prayitno membeberkan empat fakta menarik di balik reshuffle kabinet hari ini.

"Pertama, ini reshuffle win-win solution. PDIP dan Gerindra aman dan tak ada pengurangan jatah menteri. Nama Risma dan Sandi sepertinya sengaja ditunjuk untuk menutupi 'noda hitam' (kasus dugaan korupsi) yang ditinggalkan Juliari dan dan Edhy Prabowo. Kedua sosok ini jagoan andalan kedua partai," ujar Adi dihubungi Alinea.id, Selasa sore (22/12).

Kedua, sambung Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini, yang menjadi 'korban' reshuffle kabinet kali merupakan menteri profesional.