Sengsara mereka yang 'terempas' kencangnya kereta cepat Jakarta-Bandung

Proyek pembangunan rel kereta cepat merugikan warga menimbulkan kerusakan lingkungan di beberapa titik di Jabar.

Retakan menganga di dinding rumah salah satu warga yang terdampak proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. /Dok. Walhi

Kepanikan sempat menyelimuti warga Kompleks Tipar Silih Asih, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat di suatu pagi di pengujung September 2019. Kompleks perumahan yang berada di bawah lereng gunung itu tiba-tiba diguncang ledakan keras. Selama beberapa detik, tanah bergetar.

Heru Agam, 53 tahun, masih ingat betul peristiwa mengagetkan itu. Ia adalah salah satu Ketua RT di lingkungan RW 13 Desa Laksana Mekar. Rumah Heru merupakan salah satu rumah yang lokasinya paling dekat dengan lokasi proyek pembangunan rel kereta cepat Jakarta-Bandung yang dipegang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

"Itu langsung dan ledakannya sangat besar. Makanya terasa sampai ke seluruh RT di RW 13. Sampai air aquarium saja dan aqua galon itu bergetar. Rasanya seperti ada gempa bumi. Warga itu kaget karena kami berada di lereng gunung dan khawatir akan ada belahan di dalam tanah," kata Heru saat berbincang dengan Alinea.id, belum lama ini.

Tak jauh dari rumah Heru, KCIC kala itu tengah membangun terowongan nomor 11-1. Pengeboman atau blasting digunakan untuk melubangi perut bumi dan menembus Gunung Bohong. Heru mencatat bom meledak tak hanya sekali. Tetapi, tak ada sirine dibunyikan untuk menyiagakan warga. 

"Nah, ketika ledakan kedua (menjelang sore), kami warga sudah sangat panik sekali. Lalu kami langsung ke lokasi pembangunan kereta cepat. Di sana sangat ketat sekali penjagaannya. Tapi, pemberitahuan untuk kami tidak ada," ujar pria yang sudah punya tiga anak itu.