Survei: #2019GantiPresiden makin populer, tapi tak disukai masyarakat

Popularitas dan ketidaksukaan masyarakat pada gerakan #2019GantiPresiden mengalami peningkatan.

Aksi demonstrasi menolak deklaras #2019GantiPresiden./ Antara Foto

Popularitas gerakan #2019GantiPresiden semakin mengalami peningkatan di kalangan masyarakat. Namun popularitasnya tak serta merta membuat gerakan ini menjadi disukai.

"Survei pertama ditemukan 50,3% tagar (tanda pagar) ini diketahui publik, kemudian survei kedua mengalami peningkatan hingga 69,9%," kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/9).

Dia menjelaskan, tingkat penolakan masyarakat terhadap gerakan #2019GantiPresiden juga mengalami peningkatan. Dalam survei Y-Publica, yang dilakukan pada 13-23 Agustus 2018, terungkap 68,6% dari 1.200 responden menyatakan tidak setuju dengan gerakan tersebut. Adapun yang menyatakan setuju hanya 28,3%.

Ketimbang survei Y-Publica sebelumnya, angka ini mengalami peningkatan. Sebelumnya, 67,3% menyatakan tidak setuju dengan gerakan yang digagas oleh politisi PKS Mardani Ali Sera dan aktivis Neno Warisman.

Menurut Rudi, 28,3% publik menilai gerakan ini bermotif politik. Sekitar 20,6% menganggapnya sebagai gerakan kelompok anti-NKRI, kemudian 12,8% lainnya menilai gerakan tersebut mendukung organisasi pro khilafah.