Survei Indikator Politik: Indonesia kurang demokratis

Harus diwaspadai kekecewaan dari menengah atas terutama dari sisi pendidikan. Meskipun, secara statistik jumlahnya tidak besar.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi (kanan) disaksikan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (tengah) dan Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate (kiri) memaparkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait

Terdapat 36% responden menyatakan Indonesia saat ini menjadi kurang demokratis, merasa tidak ada perubahan 37%, dan menganggap lebih baik 17,7%. Demikian hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia yang dilaksanakan 24-30 September 2020.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan, jika dilihat berdasarkan demografi ada perbedaan mencolok antara perempuan dengan laki-laki. Pasalnya, 43,6% wanita menganggap Indonesia kurang demokratis dan pria 28,4%.

"Kemudian anak muda dibanding yang tua, itu cenderung mengatakan kurang demokratis. Ini menarik," ujarnya dalam memaparkan hasil survei, Minggu (25/10).

Berdasarkan hasil survei 40,3% anak muda di bawah 21 tahun berpendapat Indonesia kurang demokratis. Sementara, usia 22-25 tahun 48,8%, 26-40 tahun 36,8%, 41-55 tahun 33,1%, dan berusia lebih dari 55 tahun 26,7%.

Jika ditinjau dari pendidikan, Burhanuddin menyampaikan, semakin tinggi tingkatnya kian besar pendapat yang mengatakan Indonesia kurang demokratis. Presentasenya SD 30%, SMP 37%, SMA 37% dan kuliah 41,4%.