Di balik tajamnya taring deretan petisi daring 

Tuntutan-tuntutan para pengguna petisi daring kian didengarkan para pembuat kebijakan.

Jumlah pengguna petisi online melonjak drastis dalam beberapa tahun terakhir. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Manajer Kampanye Change.org Dhenok Pratiwi sedang pusing bukan kepalang. Dalam sebulan terakhir, tak terhitung berapa kali Dhenok dan rekan-rekannya berkumpul di meja rapat. Bahasan mereka serius: bagaimana bikin petisi daring lebih membumi. 

"Tapi inovasi itu seperti apa bentuknya, belum bisa kami buka sekarang," ujar Dhenok saat berbincang dengan Alinea.id di kantor Change.org di Kompleks Buncit Indah, Jakarta Selatan, Selasa (11/2) lalu.

Dhenok sudah lebih dari enam tahun bekerja di Change.org, situs petisi online terbesar di Indonesia. Mengaku sempat "suntuk", semangat kerja Dhenok kini sedang tinggi-tingginya. Itu tak lepas dari kian populernya platform petisi di Change.org. 

Ia mencontohkan petisi untuk membebaskan NN yang diduga dijebak oleh politikus Gerindra Andre Rosiade dalam kasus prostitusi online di Sumatera Barat, akhir Januari lalu. 

Dirilis sekitar sepekan setelah kasus NN terungkap ke publik, petisi bertajuk "Bebaskan NN, Kami Bersamanya" itu sudah ditandatangani lebih dari 2.000 warganet. Padahal, target awalnya hanya 500 tanda-tangan.